Artikel ini pernah terbit pada harian REPUBLIKA beberapa tahun lalu, yang saya lupa tanggalnya… tapi isinya masih bagus untuk pengetahuan temen-temen diimaaz………… selamat membaca dan semoga bermafaat
4P Versi McDonald
Marketing Mix 4-P
meliputi Product, Price,
Place, dan Promotion.
Tapi jurus yang ini lain.
P pertama yang dipakai
McDonald's adalah Price, lalu
diikuti oleh Product,
Promotion dan terakhir Place
Jadi McDonald's rupanya
dalam memasarkan
hamburgernya lebih
mengutamakan harga (price)
"Big Mac. Hmm ..... ' Itulah kata Yang pertama kali terlontar dari mulut Ika, karyawati swasta di Jakarta tatkala ditanya apa yang terlintas di benaknya bila ada kata McDonald's. Lain halnya dengan Anto. Dia sebut "chicken burger," sedang Aji menyebut " aneka panganan sekali jadi.
Mereka pun beragam menjawab alasan mengapa makan di restoran hamburger Yang dibangun 42 tahun silam oleh Ray A
Bahkan konon, Boy Bolang sang promotor tinju
Narna McDonald's tampak sudah tidak asing lagi telinga puluhan juta orang, terutama di kota-kota besar tempat restoran keluarga itu berada. Sekarang ada lebih dari 18.000 restoran yang tersebar di 90 negara di dunia. Bahkan setiap empat Jam restoran McDonald's baru dibuka atau setiap enam jam setiap hari yang separonya ada di Amerika.
Di Amerika sendiri asal restoran itu terdapat lebih dari 9.700 McDonald's dan menyumbang hampir sepertiga hamburger Yang dimakan orang Amerika. Di Indonesia, dengan usia baru enam tahun, McDonald's memiliki 43 restoran.
Apa rahasia kekuatan McDonald's sehingga bisa merambah cepat ke segala penjuru dunia? Ternyata terletak pada strategi 4-P.
Kedengarannya biasa saja. Seperti diketahui jurus Marketing Mix x 4-P meliputi Product, Price, Place, & Promotion. Tapi jurus yang ini lain. P pertama Yang dipakai McDonald's adalah Price, lalu diikuti oleh Product, Promotion dan terakhir Place. Jadi McDonald's rupanya dalam memasarkan hamburgernya lebih mengutamakan harga (price) seperti yang diungkapkan oleh Direktur Operasi McDonald's Indonesia Shirley Rogers-Reece.
Hermawan Kartajaya, konsultan pemasaran MarkPlus, melihat price yang dimaksud Shirley sebenamya terkait dengan value. Ia berpendapat, price di Indonesia tak perlu karena walau hamburger Mc-Donald's di Amerika dianggap sebagai makanan biasa, di Indonesia dianggap sebagai gaya hidup. Apapun yang dari Amerika, lanjutnya, diterima dengan baik. Hamburger McDonald's di Indonesia lebih bernilai gengsi.
Hermawan lantas bercerita bagaimana ia selalu mengamati suasana McDonald's di Sarinah,
Tapi Hermawan mengakui betapa hebatnya Amerika dalam mengimpor kebudayaannya. Hamburgernya bisa diterima seakan seperti makanan tersendiri dengan cara melokalisir produk. Di Indonesia, McDonald's Sulit masuk dengan produk Big Macnya. Tapi McDonald's jeli melihat kesukaan orang
P kedua adalah product. Menurut Shirley, karena sangat dikenal, merek Mc-Donald's di AS menduduki peringkat kedua yang dikenal setelah Coca Cola. Dari anak-anak hingga orang tua, tahu apa itu McDonald's. Saking dikenalnya, Me-Donald's pemah mengadakan survei terhadap anak-anak di AS tentang apa Yang paling mereka ketahui. Peringkat pertarma: Santa Klaus dan kedua McDonald's.
P ketiga adalah promosi Yang menarik. `Iklan penting bagi kami karena untuk menyampaikan pesan kami kepada customer. Anak-anak tahu bagaimana iklan yang menarik karena itu promosi kami harus menarik." ujar Shirley.
Kata Shirley, strategi pemasaran yang dimiliki McDonald's tak hanya satu fokus. Yang menjadi sasaran pasar adalah anak-anak. Anak adalah sasaran pasar yang paling penting di Asia, karena 30-40 persen penduduk benua ini anak-anak dan merupakan masa depan Mc Donald’s.
Ide ini, kata Hermawan, cerdik karena toh anak-anak tak bakalan datang sendiri bila merengek minta ke,McDonald's. Mereka akan diantar orangtuanya. Dengan begitu dalam sekali dayung, dua bahkan tiga pulau terlampau. Selain anak-anak, yang makan juga orang tua dan saudara-saudara yang lain. Itulah mengapa McDonald's mempositioning keluarga sebagai sasaran pasar. Keluarga ini terbagi atas anak-anak (kids), orang dewasa (adults), dan keluarga itu sendiri.
Ternpat (place) menjadi P terakhir yang ditempatkan oleh McDonald's. Kendati demikian, Shirley menekankan tempat menjadi kunci bagi McDonald's Selain ketiga unsur tadi. Dan menurut dia McDonald's Sarinah yang ada di Thamrin adalah lokasi yang sungguh sempuma.
Selain dengan 4-P, McDonald's juga menambahkan dengan "strategi lain." Itu berupa filosofi empat unsur: mutu, servis, kebersihan, dan nilai. "Tanpa itu semua kami tak bisa lakukan apa-apa. Kami lakukan keempatnya setiap hari di Mc-Donald's," kata Shirley.
Kepuasan konsumen, tak hanya diberikan kepada konsumen eksternal yang datang ke McDonald's tapi juga konsumen internal yang tak lain adalah karyawan sendiri. " Karena tanpa karyawan bagaimana mungkin kami bisa memuaskan konsumen."
Faktor orang inilah yang oleh Hermawan sebagai letak differentation berdasarkan Marketing Mixnya. Dalam differentiation ada contex (how to offer), content (what to offer), dan infrastruktur yang terdiri atas teknologi, fasilitas, dan orang.
Dari segi contex dan content, Mc-Donald's biasa saja, demikian pula teknologi. Infrastruktur differentiation nya, tak terletak pada teknologi karena biasa saja, tapi yang paling praktis orangnya menunjang context.
Menurut Hermawan, McDonald's membuat orang McDonald's berbeda dari orang di fast food lain. "Kalau Anda makan di McDonald's akan dilayani dengan cepat, penuh senyum tapi tidak keliru." n cis
0 comments:
Post a Comment