Selama periode Musim Semi dan Musim Gugur, terdapat 3 jenderal gagah berani di negeri Ci bernama Gong Sunjie, Tian Kaijiang dan Gu Zhizi.
Suatu hari, perdana menteri Yan Ying berjalan melewati tiga jenderal ini. Protokol istana meminta mereka membungkuk dan bersujud pada Yan Ying sebagai tanda hormat. Namun, ketiganya hanya duduk tanpa memperdulikan kehadiran Yan Ying. Yan Ying tidak berkata apapun. Tapi kemudian dia memberitahukan raja Ci dan menasehati.
“Ketiga jenderal ini telah menjadi sangat sombong karena mereka telah memenangkan banyak pertempuran. Hari ini mereka menunjukkan ketidak-patuhan pada saya. Tapi mana tau suatu saat, mereka akan menunjukkan ketidak-patuhan pada Paduka yang mulia. Saya pikir mereka harus disingkirkan secepatnya untuk menghindari masalah di kemudian hari”.
Kaisar Ci, Jing Gong sangat respek pada Yan Ying, jadi sangat menyetujuinya, lalu Kaisar bertanya, “Tetapi bagaimana caranya? Tak seorangpun mampu menandingi mereka. Siapapun tidak cukup tangguh untuk membunuh mereka”. Yan Ying menjawab, “Hamba telah memikirkan cara menghadapi mereka.”
Lalu dia memberitahu Kaisar Jing Gong tentang rencananya membunuh 3 jenderal itu dengan dua buah persik. Dua buah persik akan dihadiahkan kepada 2 orang yang paling berhak menerimanya”.
Ketiga jenderal pun berdebat sengit pada mulanya. Gong Sunjie yang pertama berkata, “Saya dapat menangkap sapi liar dan harimau hidup-hidup dengan tangan kosong. Jadi saya yang paling berhak mendapatkan hadiah ini.” Lantas dia mengambil satu buah persik.
Kemudian Tian Kaijiang berkata, “Saya dapat menaklukkan seluruh pasukan hanya dengan tombak saya.” Lantas dia juga mengambil sisa buah persik yang satunya.
Wajah Gu Zhizi berubah merah padam, dengan marah ia berkata, “Apakah saya lebih tidak layak dari pada kalian berdua?” Dia pun menarik pedangnya dan menantang kedua jenderal lainnya untuk berkelahi.
Tak disangka-sangka, mereka berdua meletakan kembali buah persik ke meja dan berkata, “Kehormatan lebih penting daripada berkelahi memperebutkan hadiah. Kami sungguh malu pada diri kami sendiri.”
Setelah berkata, Gong Sunjie dan Tian Kaijiang menggorok leher mereka sendiri dan meninggal. Melihat kejadian ini, Gu Zhizi juga membunuh dirinya dengan jalan yang sama. Beginilah, Yan Ying mampu melenyapkan 3 orang yang berpontesial mengancam negeri Ci tanpa harus mengangkat jari sekalipun.
Strategi 3: Membunuh dengan pedang pinjaman.
Secara terbuka mengunakan yang lainnya untuk mencapai tujuan seseorang. “Pedang” digunakan disini sebagai kiasan yang berarti hingga akhir.
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2161937
Saturday, February 27, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment