Tuesday, January 19, 2010

Kisah 1000 Hari Sabtu

Always start your day with pray and smile...





Makin tua, aku makin menikmati Sabtu pagi. Mungkin karena adanya keheningan

sunyi senyap sebab aku yang pertama bangun pagi, atau mungkin juga karena

tak terkira gembiraku sebab tak usah masuk kerja. Apapun alasannya, beberapa

jam pertama Sabtu pagi amat menyenangkan.



Beberapa minggu yang lalu, aku agak memaksa diriku ke dapur dengan membawa

secangkir kopi hangat di satu tangan dan koran pagi itu di tangan lainnya.

Apa yang biasa saya lakukan di Sabtu pagi, berubah menjadi saat yang tak

terlupakan dalam hidup ini. Begini kisahnya.



Aku keraskan suara radioku untuk mendengarkan suatu acara Bincang-bincang

Sabtu Pagi. Aku dengar seseorang agak tua dengan suara emasnya. Ia sedang

berbicara mengenai seribu kelereng kepada seseorang di telpon yang dipanggil

"Tom". Aku tergelitik dan duduk ingin mendengarkan apa obrolannya.



"Dengar Tom, kedengarannya kau memang sibuk dengan pekerjamu. Aku yakin

mereka menggajimu cukup banyak, tapi kan sangat sayang sekali kau harus

meninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering. Sulit kupercaya kok ada

anak muda yang harus bekerja 60 atau 70 jam seminggunya untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Untuk menonton pertunjukan tarian putrimu pun kau tak

sempat".



Ia melanjutkan : "Biar kuceritakan ini, Tom, sesuatu yang membantuku

mengatur dan menjaga prioritas apa yang yang harus kulakukan dalam hidupku".



Lalu mulailah ia menerangkan teori "seribu kelereng" nya. "Begini Tom, suatu

hari aku duduk-duduk dan mulai menghiitung- hitung. Kan umumnya orang

rata-rata hidup 75 tahun. Ya aku tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang,

tapi secara rata-rata umumnya kan sekitar 75 tahun. Lalu, aku kalikan 75 ini

dengan 52 dan mendapatkan angka 3900 yang merupakan jumlah semua hari Sabtu

yang rata-rata dimiliki seseorang selama hidupnya. Sekarang perhatikan

benar-benar Tom, aku mau beranjak ke hal yang lebih penting".



"Tahu tidak, setelah aku berumur 55 tahun baru terpikir olehku semua detail

ini", sambungnya, "dan pada saat itu aku kan sudah melewatkan 2800 hari

Sabtu. Aku terbiasa memikirkan, andaikata aku bisa hidup sampai 75 tahun,

maka buatku cuma tersisa sekitar 1000 hari Sabtu yang masih bisa kunikmati".



"Lalu aku pergi ketoko mainan dan membeli tiap butir kelereng yang ada. Aku

butuh mengunjungi tiga toko, baru bisa mendapatkan 1000 kelereng itu. Kubawa

pulang, kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening besar yang kuletakkan

di tempat kerjaku, di samping radio. Setiap Sabtu sejak itu, aku selalu

ambil sebutir kelereng dan membuangnya" .



"Aku alami, bahwa dengan mengawasi kelereng-kelereng itu menghilang, aku

lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang betul-betul penting dalam hidupku.

Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di dunia ini

menghilang dan berkurang, untuk menolongmu membenahi dan meluruskan segala

prioritas hidupmu".



"Sekarang aku ingin memberikan pesan terakhir sebelum kuputuskan teleponmu

dan mengajak keluar istriku tersayang untuk sarapan pagi. Pagi ini, kelereng

terakhirku telah kuambil, kukeluarkan dari kotaknya. Aku befikir, kalau aku

sampai bertahan hingga Sabtu yang akan datang, maka Allah telah memberi aku

dengan sedikit waktu tambahan ekstra untuk kuhabiskan dengan orang-orang

yang kusayangi".



"Senang sekali bisa berbicara denganmu, Tom. Aku harap kau bisa melewatkan

lebih banyak waktu dengan orang-orang yang kau kasihi, dan aku berharap

suatu saat bisa berjumpa denganmu. Selamat pagi!"



Saat dia berhenti, begitu sunyi hening, jatuhnya satu jarumpun bisa

terdengar! Untuk sejenak, bahkan moderator acara itupun membisu. Mungkin ia

mau memberi para pendengarnya, kesempatan untuk memikirkan segalanya.

Sebenarnya aku sudah merencanakan mau bekerja pagi itu, tetapi aku ganti

acara, aku naik ke atas dan membangunkan istriku dengan sebuah kecupan.



"Ayo sayang, kuajak kau dan anak-anak ke luar, pergi sarapan" kataku, "Lho,

ada apa ini...?", tanyanya tersenyum. "Ah, tidak ada apa-apa, tidak ada yang

spesial", jawabku, " Kan sudah cukup lama kita tidak melewatkan hari Sabtu

dengan anak-anak ? Oh ya, nanti kita berhenti juga di toko mainan ya? Aku

butuh beli kelereng."

Pesan dari cerita ini :

SPEND YOUR WEEKEND WISELY AND MAY ALL SATURDAYS BE SPECIAL

AND MAY YOU HAVE MANY HAPPY YEARS AFTER YOU LOSE ALL YOUR MARBLES.

============ ========= ========= =======



Shared by Fr. Rick of Kingston , NY

0 comments:

Post a Comment

 

World Wallpaper Dekstop Sponsored by liza Caem